Rieke Diah Pitaloka dan Industri Kantong Darah 5

Indonesia Masih Impor Kantong Darah, Rieke Diah Pitaloka Bilang Begini

Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengaku optimistis Indonesia bisa memiliki industri kantong darah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menurut dia, Indonesia selama ini masih mengimpor kantong darah dari luar negeri.

Hal itu dikatakan wanita yang akrab disapa Rieke saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bekasi, Senin (1/8).

Menurut dia, Indonesia tidak bisa terus menerus bergantung pada negara lain untuk memenuhi kebutuhan kantong darah.

Sebab, jika terjadi sesuatu di negara eksportir maka akan berdampak pada risiko ketersedian darah untuk kebutuhan medis di tanah air.

“Saya mendukung pemerintah segera merealisasikan industri nasional terkait kantong darah karena hingga saat ini Indonesia masih saja mengimpor kantong darah,” ujar dia dalam siaran persnya.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, Indonesia sangat mungkin mendirikan industri kantong darah, karena memiliki potensi dalam pengembangannya.

Karena itu, Rieke mendukung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bisa mengkaji secara mendalam terkait teknologi dan inovasi untuk pembangunan industri nasional kantong darah dan fraksionasi plasma.

Dia mendukung penuh agar BUMN farmasi memulai industri kantong darah dengan melibatkan Palang Merah Indonesia.

Pasalnya, persoalan darah merupakan kemanusiaan, sehingga darah tidak boleh diperjualbelikan.

“Info dari PMI Kabupaten Bekasi, satu kantong darah kurang lebih harganya dikisaran 100 ribu rupiah,” ujarnya.

Rieke merencanakan isu industri kantong darah dan fraksionasi plasma darah akan dikonsultasikan ke Kementerian BUMN sebagai mitra Komisi VI DPR RI.

Sumber: JPNN