Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka diajak foto bersama mahasiswa usai jadi narasumber acara di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya, Selasa (26/7/2022).
Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka diajak foto bersama mahasiswa usai jadi narasumber acara di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya, Selasa (26/7/2022).

Ini Pesan Rektor UB kepada Rieke Diah Pitaloka Terkait Ketahanan Iptek di Indonesia

SURYAMALANG.COM|MALANG- Universitas Brawijaya (UB) menggelar Sosialisasi dan Dialog Kebangsaan Implementasi UU Sisnas Iptek dengan tema Penguatan Perguruan Tinggi Nasional Menuju Indonesia Emas, Selasa (26/7/2022) di gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB). 

Acara sosialisasi dan dialog kebangsaan tersebut menghadirkan narasumber , anggota Komisi VI DPR RI yang pernah jadi anggota pansus RUU Sisnas Iptek, Dr Rieke Diah Pitaloka,  serta  Wakil Kepala BPIP, Dr Drs Karjono SH MHum.  Selain itu juga, ada perwakilan dari BRIN dan Kemendikbudristek.

“Saya berpesan pada Ibu Rieke terkait UU ini. Jika ingin mandiri dan bangkit, maka harus punya ketahanan di bidang iptek. Dari hasil inovasi akan menghasilkan produk,” kata Rektor UB Prof Widodo PhD, membuka acara.

Dijelaskan, jika menyiapkan industri tapi masih memakai bahan baku dari China, maka Indonesia tidak akan bisa mengalahkan China.

Oleh sebab itu, diperlukan penguatan dasar manajemen iptek terutama di bahan baku.

Ia mencontohkan, misalnya bahan baku biji besi, harus membentuk hubnya.

Jika pengolahan bahan bakunya tidak dilakukan di Indonesia, maka tidak bisa  bersaing melawan China.

Afar bisa bersain melawan China, harus mampu meletakkan pondasi Iptek di Indonesia. 

Pada acara itu, Rieke menjelaskan tentang dana abadi penelitian ada di UU Sisnas Iptek pasal 62. Tujuannya agar Indonesia memiliki kepastian untuk riset.

“Riset untuk negara itu penting. Apalagi di era globalisasi ini. Yang kita lihat adalah tidak ada negara yang kuat tanpa riset,” kata pemeran Oneng di sinetron Bajaj Bajuri ini.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan kerjasama antara UB dengan BPIP yang diwakili Wakil Kepala BPIP Dr Drs Karjono SH MHum, sekaligus pemberian hadiah buku UU kepada Rektor UB.

Rieke mengaku senang dengan terjalinnya kerjasama UB-BPIP.  “Bagaimana bicara Pancasila yang konkrit itu bukan soal radikal dan tidak radikal. Ada BPIP, BRIN dan Kemendikbud sebagai kawah candradimuka untuk memulai satu tahapan ada kebijakan berbasis iptek,” katanya.

Karjono mengatakan ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam riset.

Namun meski sudah banyak penelitian dilakukan fakultas, tapi ketika diakuisisi, datanya lemah dan perlu adanya inovasi.

Ia juga mengatakan sosialisasi Pancasila dan dialog kebangsaan oleh banyak lembaga adalah hal bagus, terutama melinatkan generasi milenial.

Sumber: Surya Malang