Politisi dan Aktivis, Rieke Diah Pitaloka, mendeklarasikan gerakan #PancasilaPower, di IKIP Budi Utomo, Malang (Kamis 22:8:2019)
Politisi dan Aktivis, Rieke Diah Pitaloka, mendeklarasikan gerakan #PancasilaPower, di IKIP Budi Utomo, Malang (Kamis 22:8:2019).

Rieke Diah Pitaloka: Indonesia Butuh Haluan Ideologi Pancasila

Malang, Beritasatu.com – Politisi dan aktivis penggagas gerakan #PancasilaPower, Rieke Diah Pitaloka mendeklarasikan gerakan kebangsaan tersebut di IKIP Budi Utomo, Malang, Kamis (22/8/2019).

Rieke mengatakan, deklarasi kebangsaan seperti ini nantinya akan dilakukan di kampus-kampus dan universitas di seluruh Indonesia.

“Setelah ini, mudah-mudahan kami bisa keliling ke kampus lain untuk terus menyuarakan betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Rieke dalam keterangan persnya, Kamis (22/8/2019).

Rieke menambahkan, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Undang-undang (UU) yang sangat penting bagi kemajuan Indonesia, yaitu UU Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek, pada tanggal 13 Agustus 2019.

“Dengan berlakunya UU tersebut, maka pembangunan di Indonesia memasuki satu era baru, kebijakan pembangunan di segala bidang kehidupan harus berbasis pada riset ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelas Rieke.

Rieke menambahkan, sudah saatnya mengoptimalkan dan menghadirkan kebijakan pembangunan yang terencana, terarah, dan terukur untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. “Rencana dan cita-cita besar tersebut tidak mungkin terwujud tanpa adanya persatuan dan kesatuan bangsa,” tandasnya.

Oleh karena itu, lanjut Rieke, pendekatan #PancasilaPower dan musyawarah untuk mufakat, menjadi prasyarat utama dalam menyelesaikan setiap persoalan. Selain itu, semua pihak sudah saatnya tidak menggunakan cara kekerasan, maupun penanganan yang bersifat represif dalam menghadapi berbagai silang pendapat.

“Oleh karena itu merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi bangsa Indonesia untuk memiliki pedoman terkait haluan ideologi Pancasila,” pungkas Rieke.

Sementara itu, Rektor IKIP Budi Utomo, Dr Nurcholis Sunuyeko, mengatakan, lima prinsip kebudiutamaan yaitu Keindonesiaan, Kepedulian, Kemanfaatan, Kepatuhan, dan Kepatutan penting menjadi konsensus bersama untuk mewujudkan Malang Aman, Malang Nyaman dan Malang untuk semua.

“Hal ini penting karena Malang adalah salah satu kota pelajar di Indonesia. Tidak kurang 400.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia belajar di berbagai perguruan tinggi di Kota Malang,” kata Nurcholis.

Sumber: Berita Satu